The Green Phenomenon: How Social Media Brewed Matcha’s Youth Appeal
Jun 12, 2025
Read Time : 5 min
Matcha, once a niche delight, has blossomed into a global phenomenon, particularly among younger consumers. This vibrant green powder’s surge in popularity in 2025 isn’t just a fluke; it’s the result of a unique blend of health, lifestyle, cultural, and, crucially, social media marketing factors.
Interestingly, despite its often premium price tag, people are still readily shelling out for their matcha fix. This paradox hints at a value proposition that transcends mere cost, deeply rooted in its perceived matcha benefits and the lifestyle it represents. It’s less about the price and more about the experience and the image it conveys in today’s digital world.
The Rise of #MatchaLattes on Social Feeds
If there’s one thing social media thrives on, it’s visual appeal, and matcha delivers in spades. The striking green color of matcha-based drinks and foods makes them inherently instagrammable food, fueling their undeniable popularity on platforms like Instagram and TikTok. From perfectly layered matcha latte creations to vibrant smoothie bowls, these visuals are tailor-made for sharing. Posts featuring these concoctions routinely garner millions, even billions, of views, turning matcha into a staple in the feeds of young users. The hashtag #matcha itself has amassed hundreds of millions of views on TikTok, showcasing everything from traditional whisking tutorials to inventive new drinks, truly solidifying matcha as a visual superstar in the world of TikTok food trends.
The Organic Loop of Digital Buzz
The visual magnetism of matcha-based beverages and dishes isn’t just for passive consumption; it’s a powerful catalyst for engagement. Consumers, especially the younger demographic, are highly motivated to share their matcha experiences online. This creates a continuous loop of organic promotion and buzz, functioning as a highly effective, albeit informal, form of social media marketing. When an influencer or a friend posts a beautifully crafted matcha drink, it not only drives curiosity (“Where can I get that?”) but also a sense of FOMO (“I need to try that!”).
This trend-driven consumption fuels rapid adoption, as users are eager to participate in the latest viral recipes or visit the most “Instagramable” cafes. The feedback loop between online trends and real-world product availability accelerates matcha’s mainstream adoption. It’s a testament to how aesthetics, aspirational lifestyle, and user-generated content can combine to create a truly powerful, self-sustaining marketing phenomenon.
Brands, take note: the matcha phenomenon proves that in the digital age, aesthetics and relatable lifestyle appeal can transcend price and create a viral sensation. It’s about designing an “Instagramable” experience that encourages user sharing and taps into authentic trends.
We believe understanding these dynamic consumer behaviors is vital for crafting campaigns that truly connect and convert. Ready to brew up your own viral success? Contact us!
The Green Phenomenon: How Social Media Brewed Matcha’s Youth Appeal
Matcha, yang dulunya sekadar kesenangan niche, kini udah berkembang menjadi fenomena global, terutama di kalangan Gen Z dan millennials. Lonjakan popularitas si green powder ini di tahun 2025 bukan kebetulan; ini adalah hasil dari perpaduan unik faktor kesehatan, gaya hidup, budaya, dan, yang paling penting, social media marketing.
Menariknya, meskipun harganya terbilang cukup mahal, orang-orang tetap rela merogoh kocek buat mendapatkan matcha favorit mereka. Paradoks ini mengisyaratkan adanya value proposition yang melampaui sekadar biaya, yang berakar kuat pada persepsi manfaat matcha dan gaya hidup yang direpresentasikannya. Ini bukan cuma soal harga, tetapi lebih kepada pengalaman dan citra yang disampaikannya di dunia digital saat ini.
The Rise of #MatchaLattes on Social Feeds
If there’s one thing social media thrives on, it’s visual appeal, dan matcha berhasil memenuhinya dengan sempurna. The striking green color dari minuman dan makanan berbahan dasar matcha membuatnya secara inheren menjadi instagrammable food, memicu popularitasnya yang tak terbantahkan di platform seperti Instagram dan TikTok. Dari kreasi matcha latte berlayer sempurna hingga smoothie bowl yang berwarna-warni, visual ini sangat cocok untuk dibagikan. Postingan yang menampilkan racikan ini secara rutin mengumpulkan jutaan, bahkan miliaran, views, menjadikan matcha sebagai staple di feed pengguna muda. Hashtag #matcha sendiri udah mengumpulkan ratusan juta views di TikTok, menampilkan tutorial mengocok tradisional sampai temuan minuman baru yang inventif, benar-benar mengokohkan matcha sebagai superstar visual dalam dunia TikTok food trends.
The Organic Loop of Digital Buzz
Daya tarik visual dari minuman dan makanan berbahan dasar matcha gak hanya untuk konsumsi pasif tapi jadi katalisator kuat untuk engagement. Konsumen, terutama demografi yang lebih muda, sangat termotivasi untuk membagikan pengalaman matcha mereka secara online. Ini menciptakan lingkaran promosi organik dan buzz yang berkelanjutan, berfungsi sebagai bentuk social media marketing yang sangat efektif, meskipun informal. Ketika seorang influencer atau teman memposting minuman matcha yang dibuat dengan indah, itu gak hanya memicu rasa ingin tahu (“Di mana aku bisa mendapatkan itu?”) tetapi juga perasaan FOMO (“Pokoknya aku harus mencoba itu!”).
Konsumsi yang didorong oleh tren ini memicu adopsi yang cepat, karena pengguna sangat ingin berpartisipasi dalam resep viral terbaru atau mengunjungi kafe yang paling “Instagramable”. Feedback loop antara tren online dan ketersediaan produk di dunia nyata mempercepat adopsi mainstream matcha. Ini jadi bukti bagaimana estetika, gaya hidup aspiratif, dan user-generated content (UGC) dapat bersinergi untuk menciptakan fenomena marketing yang benar-benar powerful dan sustain.
Brands, take note: fenomena matcha membuktikan bahwa di era digital, estetika dan daya tarik gaya hidup yang relatable dapat melampaui harga dan menciptakan sensasi viral. Ini bisa dicapai dengan merancang pengalaman yang “Instagramable” yang mendorong user sharing dan memanfaatkan tren otentik.
Okular percaya kalau memahami perilaku konsumen yang dinamis ini sangat penting untuk menyusun kampanye marketing yang benar-benar terhubung dan menghasilkan konversi Ready to brew up your own viral success? Contact us!